Jumat, 25 April 2014

kali ini gue nemu cerita nih, waktu sma dulu buatnya, mmm waktu tugas praktek b.indonesia kayanya, so check this out:

ini bu cerpen faqih, maaf yah agak lama

Seharian di Rumah Sahabatku
Pagi itu, aku baru saja bangun dari tempat tidurku dan sejenak kepalaku masih terbayang baying mimpi yang kualami tadi, langkah demi langkah kutapaki menjauh dari tempat tidur dan kulihat saja mamahku dan kakak pertamaku sedang cekikikan di depan tv . “mau kemanakah dirimu ?”. sentak pertanyaan mamah yang memecah suasana itu, “mau ke rumah irul mah” jawabku. “betah amat yah adikku yang satu ini kalo dirumah orang”. Kata kakakku, Jawaban yang aku kira kecengan tersebut kubiarkan saja, pasti suatu saat pasti ada balasannya. sesaat setelah percakapan tersebut akupun melanjutkan “the short trip of my life” menuju kerumah sahabatku, ketika ku sampai di teras rumahnya, ku berjumpa dengan orang tuanya irul seraya berkata “wah ada tamu, mau kopi tah ?” “tidak om, ada irulnya ?” kataku, “oo, ada. Naik saja ke atas”. Akupun bergegas ke atas, dan aku melihat kasur yang biasa jadi “singgasana” tempat ku bersantai dirumah tersebut, dan aku berbaring saja tanpa basa basi . Siang hari pun datang, dan aku dikagetkan dengan berkaleng-kaleng cat di tangga. “ayo qih, ada proyek yang harus kita kerjakan” aku tercengang dan kutanya “ada apakah gerangan ?” “ayo kita cat ruangan ini, kulihat semakin rungseb saja” kata irul . setelah proyek setengah jadi, sahabat ku yang bernama hana dating kerumah irul yang sedang mengadakan proyek . dan diapun langsung menyamber kuas cat yang ada ditanganku, aku sempat geram dibuatnya dan akupun sabar saja menghadapi sahabatku yang satu ini. Sampai tibanya di objek yang sulit dijangkau, akupun mengambil tangga besi dan aku naik, setelah selesai, aku gak tahu kenapa, tangga besi itu oleng dan aku terjerembab, sontak dengan keadaan tersebut kedua sahabatku langsung ketawa ngakak sekali, dan aku sebenernya geram dengan hal itu, gara gara kedua sahabatku ketawa sekencang kencangnya, geram yang ada di hatiku segera meredamkan hatiku. Setelah itu aku pamit pulang dan sesampainya dirumah aku minta dipijit ama mamah dan rasa dipijitnya minta ampun, badanku serasa dipelintir dan aku tak akan melupakan salah satu hal terbaik dalam hidupku tersebut
 BY: Faqih Fachreza
@sunday 22-4-2012 19:15 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar